Di era digital ini, teknologi kecerdasan buatan (AI) makin sering digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Salah satu contohnya adalah AI generatif seperti ChatGPT, yang kini dapat memberikan penjelasan tentang konsep-konsep pembelajaran kepada siswa. Namun, muncul pertanyaan penting: Apakah siswa merasa terbantu dengan penjelasan dari AI, atau mereka masih lebih nyaman dengan penjelasan langsung dari guru? Dan, bagaimana pendapat para guru sendiri?
Melalui penelitian terbaru, kita bisa melihat bagaimana para guru dan siswa menilai penjelasan konsep pemrograman dasar—seperti urutan, pemilihan, dan pengulangan—yang disampaikan oleh ChatGPT dibandingkan penjelasan dari guru manusia. Temuan ini memberikan gambaran baru tentang bagaimana AI dapat berperan di kelas dan seberapa jauh AI mendukung proses belajar-mengajar. Jadi, apa yang sebenarnya dipikirkan guru dan siswa tentang penjelasan dari AI di kelas? Mari kita simak lebih lanjut!
Penelitian dengan judul Teachers’ and students’ perceptions of AI-generated concept explanations: Implications for integrating generative AI in computer science education mencoba mencari tahu jawabannya. Studi ini melibatkan beberapa guru dan siswa kelas enam untuk menguji sejauh mana penjelasan konsep dari AI efektif dalam mendukung pembelajaran. Konsep yang dibahas meliputi dasar-dasar pemrograman seperti urutan (sequence), pemilihan (selection), dan pengulangan (iteration). Di sini, penjelasan konsep disajikan dalam dua versi: satu versi yang dihasilkan oleh AI (ChatGPT), dan satu lagi oleh guru manusia. Lalu, peserta diminta menilai seberapa membantu penjelasan tersebut serta mencoba menebak apakah penjelasan yang diberikan berasal dari AI atau guru.
Hasilnya Menarik!
Dari sisi guru, mereka merasa penjelasan dari ChatGPT cukup efektif, terutama untuk konsep urutan dan pemilihan. Namun, ketika membahas konsep pengulangan, guru lebih cenderung memilih penjelasan dari guru manusia. Alasannya? Mungkin karena penjelasan manusia dianggap lebih fleksibel dan mudah dipahami, terutama saat membahas konsep yang lebih kompleks.
Berbeda dengan guru, siswa menunjukkan hasil yang lebih beragam. Beberapa siswa bisa membedakan antara penjelasan AI dan penjelasan guru, namun sebagian besar siswa tampaknya kesulitan, terutama pada konsep pengulangan. Hal ini menunjukkan bahwa penjelasan dari AI mungkin terdengar sama persis dengan penjelasan guru, atau siswa belum terbiasa mengenali gaya penjelasan AI.
Apa yang Dinilai Guru dan Siswa?
Baik guru maupun siswa memiliki cara sendiri dalam menilai penjelasan. Guru, misalnya, lebih mengutamakan efektivitas pengajaran dan bagaimana penjelasan dapat disampaikan dengan baik. Guru juga cenderung menilai dari sudut pandang apakah penjelasan tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa. Di sisi lain, siswa justru lebih mementingkan kejelasan dan kemudahan penjelasan yang mereka terima. Bagi siswa, penjelasan yang mudah dipahami dan relatable lebih penting, terlepas dari apakah penjelasan itu diberikan oleh AI atau manusia.
Pentingnya Literasi AI di Dunia Pendidikan
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi AI dalam pendidikan perlu dilakukan dengan bijak. Mengandalkan AI saja mungkin belum cukup, karena siswa dan guru memiliki pandangan yang berbeda mengenai penjelasan konsep yang baik. Guru masih memainkan peran penting, terutama dalam memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan kontekstual.
Selain itu, penting bagi siswa untuk memahami cara kerja AI dan belajar menilai informasi yang mereka terima dari AI secara kritis. Dengan literasi AI, siswa dapat lebih siap menghadapi penggunaan teknologi yang semakin canggih ini di masa depan.
Penutup
Secara keseluruhan, studi ini menyoroti potensi dan tantangan penggunaan AI generatif dalam dunia pendidikan. Penggunaan AI seperti ChatGPT dapat membantu menjelaskan beberapa konsep dengan efektif, tetapi tetap ada batasannya, terutama pada konsep-konsep yang lebih rumit. Integrasi teknologi dalam pendidikan memang perlu, tetapi keseimbangan antara penggunaan AI dan peran guru juga penting untuk memastikan pengalaman belajar yang optimal bagi siswa.